Peringatan Hari Koperasi Nasional tahun ini dengan tema: "Transformasi Koperasi Menuju Ekonomi Berkelanjutan"
Hari Koperasi Nasional, atau yang kita kenal sebagai Harkopnas, merupakan tonggak penting dalam perjalanan panjang gerakan koperasi di Indonesia. Diperingati setiap tanggal 12 Juli, hari ini bukan sekadar sebuah perayaan, tetapi juga pengingat akan semangat gotong royong, solidaritas, dan kemandirian ekonomi rakyat Indonesia.
Sejarah Harkopnas bermula dari perhelatan Kongres Koperasi Pertama yang diselenggarakan di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tanggal 12 Juli 1947. Kongres ini merupakan momen bersejarah, karena untuk pertama kalinya para tokoh koperasi dari seluruh penjuru tanah air berkumpul untuk menyatukan visi dan gerakan dalam membangun koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.
Dalam kongres tersebut, lahirlah Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) sebagai organisasi yang mengoordinasikan gerakan koperasi nasional. Sejak saat itu, tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai Hari Koperasi Nasional — simbol dari tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian.
Namun perjuangan koperasi tak bisa dilepaskan dari konteks sejarah bangsa. Sebelum Indonesia merdeka, koperasi sudah muncul sebagai bentuk perlawanan ekonomi terhadap penindasan kolonial. Salah satu tokoh penting dalam sejarah koperasi adalah Bung Hatta, yang dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Ia percaya bahwa koperasi adalah alat perjuangan ekonomi untuk membebaskan rakyat dari kemiskinan dan ketimpangan.
Dalam pidatonya, Bung Hatta pernah berkata:
“Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.”
Seiring waktu, gerakan koperasi terus mengalami perkembangan. Pada era pascakemerdekaan, koperasi tumbuh sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Namun, tantangan demi tantangan terus datang — dari masalah manajemen, persaingan pasar bebas, hingga ketertinggalan teknologi.
Karena itulah, Hari Koperasi Nasional bukan hanya menjadi ajang nostalgia sejarah, tetapi juga momentum refleksi dan kebangkitan. Di era modern saat ini, koperasi dituntut untuk bertransformasi secara digital, berinovasi dalam pelayanan, dan berkontribusi dalam ekonomi berkelanjutan. Transformasi ini tak hanya menuntut perubahan sistem, tetapi juga perubahan pola pikir dan semangat baru dari seluruh insan koperasi.
Setiap peringatan Harkopnas membawa semangat untuk memperkuat jati diri koperasi — sebagai badan usaha yang tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi ekonomi, dan kesejahteraan bersama.
Maka dari itu, marilah kita jadikan Hari Koperasi Nasional bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi sebagai titik tolak gerakan koperasi yang lebih inklusif, profesional, dan relevan dengan tantangan zaman. Mari kobarkan kembali semangat koperasi dalam jiwa bangsa — untuk Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat secara ekonomi.